menikah denganmu tak terfikirkan olehku
Allah memilihmu untukku
teruslah bersabar menghadapi sifatku
janganlah bosan menasihatiku
teruslah tersenyum tuk masakanku
yang aneh di lidah
dan
rumah yang seperti kapal pecah
terimakasih tuk smuanya
tak bisa kuutarakan dengan kata-kata
terimakasih ya Allah
pilihanMu adalah yang terbaik
Label: Puisi
kehidupan terus berjalan
meninggalkan masa yang tidak akan pernah kembali
penggalan-penggalan kisah hidup menyatu
menjadi jati diriku
inilah aku...
berapa lama waktu tlah terlewati
berapa banyak orang tlah kutemui
berapa banyak peristiwa
yang seharusnya menjadi ibroh
tapi kekerasan hati
bisikan nafsu
membuatku lupa
tentang sejatinya hidup
alangkah susahnya
kembali kepada kebaikan
Ya Rabby, cahaya Mu terasa jauh tuk ku gapai
Jakarta, 23 Juli 2006. 22.00 WIB
Label: Puisi
"what??? ibu rumah tangga, kan sayang ijazah s2 nya ga di pake, kasihan ibu & bapak dah membiayai kuliah"...begitulah komentar salah banyak (maksudnya mayoritas teman2). terus terang komentar-komentar seperti itu terkadang membuatku bingung harus bagaimana, tetapi, bismillah aku harus patuh terhadap suami (ternyata taat dan patuh terhadap suami tuch susah bangetttz), patrikan dalam hati bahwa ridho suami adalah segalanya, apalagi suami yang baik dan soleh (amin). Walaupun menjadi ibu rumah tangga, suamiku tidak mengekang kreatifitasku,malahan aku diberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengembangkan diri dan bereksplorasi (makasih ya).
Berat yang kurasakan ketika beradaptasi dengan tugas dan aktivitas sebagai ibu rumah tangga, yang semuanya dikerjakan sendiri. Bahkan air matapun sering menampakan diri (terlalu mendramatisir), hal itu terjadi karena aku belum terbiasa dengan pekerjaan yang tidak ada beresnya dan full time. Seorang sahabat menasihatiku, bahwa aku sedang mencari surga dalam rumah tanggaku. lelahnya raga jangan sampai mebuat jiwa lelah, karena akan mengurangi keikhlasan. Kalau sudah tidak ikhlas, aku yang rugi, istilah sundanya "cape gawe teu kapake".
Label: Coba